Foto Keluarga Marcos pada tahun 1965
Dinasti Marcos akan kembali dibawa berkuasa oleh putra mantan diktator Ferdinand Marcos Sr, yakni Bongbong yang memenangi Pilpres Filipina.
Diketahui, keluarga Marcos dianggap begitu penuh dengan kontroversial. Ferdinan Marcos Sr adalah seorang presiden Filipina yang menjabat pada tahun 1965 hingga 1986. Penting untuk mengetahui kebangkitan dan kejatuhan keluarga ini beberapa puluh tahun lalu, agar dapat memahami bagaimana keluarga ini bisa kembali ke kancah politik Filipina.
Di mana begitu sarat dengan drama, pembunuhan, rangkaian protes massal, pengasingan, dan ribuan sepatu buatan perancang mode ternama dari kisah tersebut. Marcos baru sepenuhnya mengendalikan Filipina pada 197, setahun sebelum masa jabatannya yang kedua berakhir. Padahal ia telah menjadi presiden dari 1965.
Namun pada saat itu yang seharunya ia bersiap untuk lengser, dirinya malah menetapkan UU Darurat. Atas hal itu pun membuat parlemen dibekukan, penyensoran total diterapkan, hingga politisi oposisi ditahan.
Baca Juga:
- Granat Meledak di TPS Pemilu, 9 Orang Warga Filipina Jadi Korban
- Diancam Kepala Badan Antariksa Rusia, Elon Musk Siap Mati
- Taliban Wajibkan Perempuan Afghanistan Tutupi Wajah di Tempat Umum
Praktiknya tersebut terus berlanjut selama masa kekuasannya. Di mana militer dan kepolisian yang dikendalikannya secara penuh begitu menyiksa, bahkan membunuh lawan-lawan politiknya kala itu. Kemudian tahun-tahun setelah 1972 dikenang oleh negara Filipina sebagai masa terkelam sepanjang sejarah.
Dari berbagai inseden yang terjadi seperti korupsi yang merajalela, jutaan orang hidup dalam kemiskinan, dan pelanggaran hak asasi manusia. Namun pembunuhan pada bulan Agustus 1983, merupakan yang memicu kejatuhan Marcos. Atas pembunuhan itu sangat memicu amarah dan duka bagi banyak orang, bahkan sangat mengejutkan seantero negeri.
Dalam hal itu pemimpin oposisi Benigno Aquino lah sebagai korbannya. Dirinya yang ingin memulihkan demokari negaranya, saat kembali adari Amerika Serikat langsung ditembak mati usai pesawatnya mendarat di Bandara Manila.
Diketahui keluarga Marcos kabur ke Hawaii menggunakan beberapa helikopter Amerika, setelah diprotes secara besar-besaran selama empat hari. Bongbong yang saat itu berusia 28 tahun pun ikut melarikan diri bersama keluarganya. Mereka membawa berpeti-peti barang berharga, termasuk perhiasan, busana mewah, dan banyak uang tunai. Hal itu berdasarkan dari catatan resmi Bea Cukai Amerika Serikat.
Kemudian dalam pengasingan selama tiga tahun di Hawaii, pada tahun 1989 Marcos dikabarkan meninggal dunia. Saat masih berkuasa, Marcos dan istrinya Imelda serta kroni diperkirakan telah menjarah uang negara sekitar US$10 miliar.
Sebab kejahatan masa tersebutlah keluarga Marcos dianggap penuh dengan kontroversial. Di mana kepemimpinan Marcos dulu yang sangat kacau dan tidak terkendali untuk negara Filipina.