navya arma
Sinarmas Land bersama Mitsubishi Corporation telah meresmikan uji coba kendaraan listrik otonom di kawasan BSD, Tangerang Selatan. Kendaraan listrik yang didatangkan dari Perancis ini memiliki merek Navya, dengan modelnya yang bernama Arma.
Kendaraan ini rencananya akan dioperasikan di dua titik lokasi, yakni Q Big BSD City dan Kawasan BSD Green Office Park. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pihaknya bangga sektor swasta telah berperan aktif mendukung upaya pemerintah menghadirkan kendaraan masa depan ini di Indonesia.
Pemerintah berencana menggunakan sistem kendaraan listrik otonom (autonomous vehicle/AV) di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Secara perdana, bus listrik mini otonom Navya Arma pun dioperasikan oleh Sinar Mas Land di kawasan BSD, Banten.
Baca Juga:
- Gandeng Pemprov DKI, WIR Group Kembangkan Metaverse Jakarta
- Gali Masa Depan Dunia, Indosat Lebarkan Sayap ke Metaverse
- Rusia Uji Coba Rudal Antar Benua, Putin: Musuh Pasti Bakal Was-Was
Di sisi lain, perkembangan kendaraan otonom terhitung lahir beriringan dengan adopsi teknologi listrik dan penggunaan teknologi internet pada kendaraan. Salah satu negara yang mulai banyak mengoperasikan AV adalah Amerika Serikat.
Lebih jauh, Amerika Serikat telah membuat pedoman agar transportasi tanpa kendali tersebut tetap aman bagi publik.
National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) yang merupakan bagian dari Departemen Perhubungan (Department of Transport/DOT) Amerika Serikat melakukan penelitian terkait kendaraan nirsopir untuk menyelamatkan nyawa, mencegah cedera, dan mengurangi biaya ekonomi dari kecelakaan di jalan raya.
Dari segi ukuran, bus ini memiliki panjang 4,7 meter, lebar 2,1 meter, dan tinggia 2,6 meter. Kabinnya memiliki kapasitas penumpang hingga 15 orang, dengan format 11 duduk dan 4 berdiri.
Performa dari motor listrik yang digunakan sanggup menghadirkan 25 KW. Pihak pabrikan membatasi kecepatan maksimal dari bus ini hanya 25 kilometer per jam.
Bus ini juga sangat ramah lingkungan karena menggunakan energi listrik yang disimpan di dalam baterai lithium ion berkapasitas 33 kWh. Dari keterangan resmi, jarak operasinya terbatas di 30 km sekali pengecasan.
navya arma
Sebagai kendaraan otonom, bus ini bisa beroperasi secara mandiri tanpa bantuan pengemudi. Sebagai gantinya, bus ini mengandalkan Global Navigation Satellite System (GNSS) yang dipadukan sensor LiDAR dengan kamera resolusi tinggi untuk kebutuhan analisis data serta pemetaan lingkungan di sekitar kendaraan.
Sistem tersebut mampu mendeteksi, melacak, dan mengklasifikasi halangan yang ada di sekitar bus secara real time. Dengan begitu sistem mampu menentukan lintasan dan profil kecepatan yang ideal, termasuk kemampuan akselerasi, kemudi, dan pengereman secara otomatis.
Chief Digital Tech Ecosystem & Development Sinar Mas Land, Irawan Harahap mengatakan Sinar Mas Land yang mentransformasi BSD City sebagai integrated smart digital city pun menghadirkan inovasi ini dengan Mitsubishi Corporation. Hal ini juga menjadi pembuktian sekaligus uji coba penggunaan kendaraan listrik tanpa sopir.
“Untuk menjadi kota pintar yang terdepan, kami menyiapkan BSD City untuk tanggap terhadap beragam alternatif solusi kehidupan masyarakat di masa depan. Ini membuat Research and Development menjadi salah satu agenda penting dalam transformasi BSD City sebagai integrated smart digital city,” ungkap Irawan melalui keterangan resminya.
“Keberadaan BSD City sebagai testbed untuk kendaraan listrik tanpa awak juga mewujudnyatakan kesiapan kota mandiri ini untuk futuristic and green mobility,” dia menambahkan.