Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto
Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto kembali buka suara mengenai perkembangan Vaksin Nusantara. Menurutnya, Vaksin Nusantara terbukti ampuh lawan Virus Covid-19 dan tak membutuhkan booster.
Meski demikian, Terawan mengatakan penggunaan Vaksin Nusantara masih terkendala izin dari Kementerian Kesehatan. Padahal, klaim Terawan, vaksin Nusantara terbukti khasiatnya dalam uji klinis fase I hingga fase II.
“Yang jelas dari hasil evaluasi dalam satu tahun, uji klinis satu dan dua kemampuan untuk memproteksi terhadap COVID-19 masih tinggi, artinya vaksin Nusantara tidak perlu booster,” ujarnya.
Baca Juga:
- Sate Susu, Kuliner Khas Bali yang Hanya Muncul Saat Ramadan
- Wajib Coba, Inilah 5 Tempat Makan Sate Terenak Seantero Jakarta Pilihan MyCity
- Aurra Kharisma Tampil dengan Kostum Bertema ‘Sate Ayam’
Terawan menambahkan, uji klinis fase ketiga Vaksin Nusantara rencananya bakal melibatkan 1.800 subjek. Namun, Terawan menyatakan hal itu tak bisa dilakukan jika Kementerian Kesehatan belum memberikan izin.
“Sesuai aturannya 1.800 (subjek) dan kita selalu siapkan. Karena ini sebuah platform yang baru ya tentunya butuh mindset yang baru,” kata dia.
“Kalau bisa target saya secepatnya (selesai). Tapi ini tergantung regulator Kementerian Kesehatan. Ya gimana mau cepat orang dilarang terus,” pungkas dia.
Vaksin Nusantara adalah vaksin Covid-19 buatan Indonesia yang sedang dikembangkan. Pembuatan vaksin ini disebut-sebut berbeda dengan jenis vaksin Covid-19 lainnya
Jenis vaksin ini diketahui dibuat dengan metode sel dendritik. Metode ini sebenarnya bukan cara baru, karena biasa digunakan dalam terapi imun pasien kanker.
Pada metode sel dendritik, seseorang yang hendak divaksin perlu melakukan proses pengambilan sampel darah. Sampel tersebut nantinya akan dibawa ke laboratorium untuk kepeluan pengambilan sel dendrik.
Sebagai pengetahuan, sel dendritik adalah komponen sel darah putih yang berperan penting dalam sistem imun. Setelah sel dendritik didapatkan, nantinya sel ini akan diberi antigen virus corona. Kemudian diinkubasi selama tiga hingga tujuh hari.
Selama masa inkubasi, sel ini akan membentuk kekebalan terhadap virus corona. Setelah masa inkubasi, sel dendritik akan kembali disuntikkan ke tubuh orang tersebut. Maka dari itu, tubuh akan memiliki kekebalan terhadap virus corona.