MotoGP 2022 Mandalika
MotoGP Mandalika 2022 yang berlangsung akhir pekan lalu berjalan sukses meskipun sempat ditunda akibat hujan lebat. Berbagai cerita unik pun mewarnai pelaksaan balapan MotoGP 2022 di sana.
Sempat ditunda dua jam lebih, MotoGP Mandalika dimulai pukul 16.15 WITA dengan pengurangan jumlah lap menjadi hanya 20 dari seharusnya 27.
Pemenang balapan menjadi milik Miguel Oliveira yang memang dikenal andal mengaspal di trek basah. Lalu podium kedua diisi Fabio Quartararo, disusul Johann Zarco yang finis posisi tiga.
Baca Juga:
- Ini 5 Negara Tersantai di Dunia, Indonesia Raih Posisi Pertama
- Indonesia Dinobatkan Sebagai Negara Terindah di Dunia
- Selama 3 Tahun Pandemi, Inilah 5 Negara yang Nihil Kasus Covid-19
Bukan hanya itu, kemeriahan MotoGP Mandalika dirasa masih belum bisa dilupakan mengingat ada cukup beragam peristiwa tak terduga yang menyisakan kesan tersendiri bagi berbagai pihak baik penyelenggara, penonton, masyarakat Indonesia, hingga jajaran pebalap dunia yang berpartisipasi.
Mulai dari tercetaknya sejarah baru bagi pebalap asal Asia yang melenggang di podium tertinggi, absennya aksi pebalap dunia paling dinanti, hingga beberapa kondisi tak terduga yang memengaruhi jalannya tahap balap MotoGP. MyCity telah merangkum berbagai cerita menarik tersebut.
Aksi Rara Pawang Hujan
Menjelang balapan kelas utama MotoGP Mandalika 2022, hujan turun deras mengguyur Pertamina Mandalika International Street Circuit. Akibatnya, hujan deras itu membuat balapan kelas premier sempat ditunda.
Guna meredakan hujan, pawang hujan yang diketahui bernama Rara Istiani Wulandari turun ke lintasan. Di tengah hujan, tampak Rara melakukan ritual di area pit lane. Ia juga berjalan tanpa alas kaki sambil membawa singing bowl.
Aksi Rara pun menjadi sorotan, tak hanya bagi masyarakat lokal tetapi juga media hingga para pebalap. Pada rangkaian event MotoGP Mandalika ini, Rara mengaku pernah diminta untuk melembapkan udara lantaran kondisi lintasan yang panas.
“Kami diminta supaya (membuat) lembap kayak cuacanya ada gelap-gelap. Nah, mereka memintanya hujan, tetapi karena di sebelah sisi parkir timur masih ada pekerjaan, dan di atas masih ada persiapan, jadi saya mintaya suhunya turun,” katanya.
Indonesia Raya di Pit Lane dan Marching Band
Hujan tidak hanya membuat jalannya balapan MotoGP Mandalika mengalami penundaan hampir dua jam lebih.
Fakta di atas membuat acara seremoni yaitu menyanyikan lagu Indonesia Raya gagal dilakukan di trek.
Sebagai gantinya, prosesi menyanyikan Indonesia Raya harus dilakukan di area pit.
Dipandu marching band dan tiga penyanyi, lagu Indonesia Raya dinyanyikan persis di depan Presiden Joko Widodo yang tentunya berada di tempat teduh.
Nonton Balapan Pakai Tikar
Beberapa sektor untuk menonton MotoGP Mandalika tidak menyediakan bangku. Hal ini juga ada di beberapa sirkuit luar negeri.
Namun yang membedakan di Sirkuit Mandalika, terlihat banyak penonton yang menyaksikan balapan menggunakan tikar.
Alhasil nonton balapan seperti sedang piknik guys.
Petir Sambar Sirkuit Mandalika
Petir sempat menyambar salah satu tikungan di Sirkuit Mandalika saat balapan ditunda karena hujan deras. Bahkan dalam satu video terekam sebuah petir yang menyambar area Sirkuit Mandalika.
Kilatan petir yang menyambar area sirkuit diperkirakan cukup kuat, tampak percikan api juga muncul di tempat sambaran. Akibat hujan yang turun dengan intensitas tinggi sempat menunda gelaran balapan MotoGP di Sirkuit Mandalika.
Jadwal balapan yang rencananya dilaksanakan pada pukul 14.00 WIB ditunda hingga 15.15 WIB.
Warga Jakarta Gagal Nonton MotoGP Usai Tiket yang Dibeli Diambil Orang
Andik, warga Jakarta, mengaku kecewa tiket yang sudah dibelinya diambil orang. Hal itu diketahui saat Andik akan menukar bukti pembelian tiket dengan gelang fisik sebagai tanda masuk.
“Kaget mendapatkan kabar dari petugas tiket yang saya beli, katanya sudah ada yang ambil,” kata Andik
Kata Andik, ia membeli tiket untuk menonoton MotoGp di kelas Premium Grand Stand Zone A pada pertengahan Februari lalu.
“Saya beli yang premium grand stand zone A, pada 17 Februari, hargannya nggak main-main sampai Rp 2 juta,” ujarnya.
Meski mengaku kecewa kerena tiket yang dibelinya sudah diambil orang, Andik tidak melakukan protes.
“Sudahlah, petugas itu kan sekadar bawahan, bukan tempatnya kita protes. Itu bukan atasan, percuma,” ungkapnya.