Serangan Rusia di Kota Mariupol
Invasi militer Rusia ke Ukraina sudah berlangsung selama sembilan hari. Pemerintah Ukraina menyatakan ada 1.207 warga sipil tewas selama sembilan hari serangan di Kota Mariupol.
“[Serangan Rusia] menyebabkan 1.207 warga Mariupol yang damai kini tewas,” demikian pernyataan pihak berwenang kota tersebut, seperti dikutip AFP.
Kendati demikian, layanan pers kepresidenan Ukraina tak memiliki jumlah pasti. Namun, mereka memperkirakan jumlah awal perkiraan adalah sesuai angka tersebut.
Baca Juga:
- Selamat Tinggal Covid-19, Singapura Kini Bebas Masker & Social Distancing
- 2024, Taksi Terbang Jurusan Singapura-Indonesia Terbang Perdana
- Kota Metropolitan, Ruang Terbuka Hijau Jakarta Kalah Jauh dari Singapura
Data ini terpaut jauh dari data yang diumumkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Berdasarkan data PBB, 516 warga sipil tewas akibat serangan Rusia di Ukraina secara keseluruhan.
Namun menurut data layanan darurat Ukraina, lebih dari 2.000 orang tewas akibat gempuran Rusia, terhitung hingga pekan lalu.
Sementara itu, pihak berwenang Mariupol juga menyatakan, kotanya telah melewati “sembilan hari penembakan terus-menerus terhadap warga sipil.”
Tak hanya itu, setengah juta orang di kota itu juga harus hidup “tanpa lampu, air, dan komunikasi.”
“Hati saya penuh dengan kemarahan,” kata Wali Kota Mariupol, Vadym Boichenko, dalam sebuah video.
“Hari ini, Rusia yang dipimpin oleh Presiden (Vladimir) Putin, melakukan serangan udara di kota damai, menembak rumah sakit anak-anak. Mereka ingin mengambil nyawa anak-anak kami, perempuan kami, dokter kami.”