BlackBerry
Kemarin, Selasa (4/1/2022), mungkin banyak pecinta gadget yang mendadak menjadi sentimentil. Blackberry secara resmi menyuntik mati sistem operasi atau OS BlackBerry. Dengan demikian, hp BB sudah tak ada lagi.
“Mulai 4 Januari ponsel yang menjalankan perangkat lunak BlackBerry 10 dan BlackBerry 7.1 atau sebelumnya akan tidak lagi berfungsi di jaringan operator atau melalui Wi-Fi,” demikian pernyataan resmi BlackBerry.
Ya, BlackBerry pernah menjadi HP wajib yang dimiliki semua orang. Berbekal aplikasi pesan Blackberry Messenger (BBM), BlackBerry semoat menjadi primadona ponsel dunia.
Pada saat masa jayanya, BlackBerry juga sempat menjadi perusahaan yang sangat besar. Bayangkan, pada 30 Mei 2008 nilai kapitalisasi pasar perusahaan mencapai US$ 78,38 miliar atau setara Rp 1.120,8 triliun, menurut data Companies Market Cap.
Baca Juga:
- Demi Cegah Penyebaran Covid-19, Wagub Minta Warga Tak Nobar Timnas Indonesia
- Mampukah Timnas Balas Kekalahan Telak dari Thailand? Ini Jawaban Shin Tae-yong
- Ford Tahun Depan Siap Kembali Jualan Mobil di Indonesia
Itu merupakan kapitalisasi pasar tertinggi selama BlackBerry berdiri. Pada 2001, kapitalisasi pasar BlackBerry hanya senilai US$ 1,02 miliar. Artinya dari 2001 hingga posisi puncaknya, kapitalisasi pasar BlackBerry naik sekitar 7.700%.
Sementara itu, kapitalisasi pasar BlackBerry di awal 2022 ini mencapai US$ 5,36 miliar, turun 1,37% dari posisi 2021 sebesar US$ 5,43 miliar.
Hal ini juga menandai akhir dari sebuah era ponsel yang memakai keyboard QWERTY kecil fisik.
Dulu ponsel BlackBerry dengan keyboard QWERTY fisik mempelopori layanan push email dan layanan pesan instan BBM. Ponsel itu sempat banyak dilirik oleh para eksekutif, politisi dan penggemar pada awal tahun 2000-an.
Kini secara khusus, perangkat BlackBerry yang lebih baru yang menjalankan sistem operasi Android akan terus berfungsi, ponsel cerdas dan perangkat lain yang menjalankan BlackBerry 7.1 OS dan yang lebih lama, BlackBerry 10, atau sistem operasi tablet perusahaan, BlackBerry PlayBook OS 2.1, akan berhenti beroperasi dengan tingkat keandalan apa pun.
Mungkin karena daya tarik awal BlackBerry termasuk profil keamanannya yang relatif kuat, perusahaan induk BlackBerry Limited telah beralih ke penjualan perangkat lunak keamanan siber dan sistem internet lainnya.
Sempat Melakukan Comeback
BlackBerry
BlackBerry berusaha melakukan comeback pada tahun 2013 dengan BlackBerry Z10, merebut sebagian besar pelanggan baru dari Apple dan Google di Inggris dan Kanada, tetapi kemenangan itu tampaknya tidak bertahan lama.
Smartphone BlackBerry terakhir yang dirilis ke pasaran adalah Leap, yang memulai debutnya pada tahun 2015, dan perusahaan tersebut secara bertahap menghentikan dukungannya untuk perangkat keras yang ada sejak saat itu, menutup layanan BlackBerry Messenger-nya pada tahun 2019.
Upaya comeback lain yang dijadwalkan untuk tahun 2020 tidak pernah terwujud, meskipun ada pengumuman kemitraan lisensi dengan anak perusahaan OnwardMobility dan Foxconn, FIH Mobile Limited.
Perangkat baru ini seharusnya menyerupai BlackBerry jadul dengan keyboard bawaannya, berjalan di OS Android Google, dan dilengkapi dengan kemampuan 5G.
Mengingat skandal privasi baru-baru ini mengenai Google dan Apple, orang mungkin berpikir pasar untuk smartphone yang berfokus pada privasi akan lebih kuat dari sebelumnya, tetapi OnwardMobility belum membagikan pembaruan apa pun mengenai proyek BlackBerry sejak Januari lalu.